@article{Andansari_Nadir_2020, title={EKSPLORASI PEWARNAAN BEBERAPA JENIS KAIN MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI JOLAWE DAN SECANG DENGAN FIKSASI TAWAS, BAKING SODA DAN JERUK NIPIS}, volume={4}, url={https://ejurnal.polnes.ac.id/index.php/kreatif/article/view/70}, DOI={10.46964/jkdpia.v4i2.70}, abstractNote={<p>Industri kreatif di Indonesia rata-rata memberikan kontribusi PDB sebesar 6,3 persen&nbsp;dari total PDB Nasional dengan nilai Rp. 104,6 triliun pada tahun 2002-2006. PDB industri&nbsp;kreatif saat ini masih didominasi oleh kelompok fesyen, kerajinan, periklanan dan desain.&nbsp;Menurut Menperin MS Hidayat, dari tujuh sektor industri kreatif yang ada, sektor andalan&nbsp;yang bisa terus tumbuh dan meningkatkan ekspor adalah industri fashion dan kerajinan&nbsp;serta komputer dan piranti lunak. Lebih jauh, ekspor industri fashion dan kerajinan&nbsp;mencapai 13 miliar dolar AS per tahun. Dengan peluang ekspor yang besar, maka kerajinan&nbsp;di bidang fashion di Kalimantan Timur seharusnya lebih dikembangkan. Kerajinan khas di&nbsp;Kalimantan Timur terdiri dari berbagai macam produk, baik batik, tenun, kerajinan kayu&nbsp;dan kerajinan lainnya. Di bidang fashion khususnya busana dan pelengkap busana yang&nbsp;banyak dibuat oleh UKM di Kalimantan Timur diantaranya adalah dari bahan batik dan&nbsp;tenun. Belum ada usaha untuk mengembangkan jenis bahan dan teknik yang lain yang bisa&nbsp;dijadikan sebagai diversifikasi produk kerajinan. Salah satu teknik yang bisa dikembangkan&nbsp;di Kalimantan Timur adalah teknik pewarnaan jumputan atau tie dye. Selain kurangnya&nbsp;diversifikasi dari sudut teknik pewarnaan, penggunaan jenis bahan, penggunaan pewarna&nbsp;alami belum banyak digunakan. Sehingga dilakukan penelitian Eksplorasi Pewarnaan&nbsp;Beberap Jenis Kain Menggunakan Pewarna Alami Jolawe dan Secang dengan Fiksasi&nbsp;Tawas, jeruk nipis dan baking soda. Metode yang dilakukan adalah eksperimen dengan&nbsp;analisis deskriptif kualitatif. Hasil yang didapat adalah pewarnaan pada jenis kain katun&nbsp;prima, hero/eru, mori, katun primis, mori (hulala), titoron, katun Jepang halus (Roberto)&nbsp;dan katun Jepang sedang (Kenter), penggunaan fiksator tawas adalah yang paling&nbsp;menghasilkan penyerapan warna yang baik, untuk pewarna alami secang, penggunaan&nbsp;fiksator jeruk nipis dan baking soda kurang direkomendasikan kecuali memerlukan tampilan&nbsp;merah muda ke arah kecoklatan untuk fiksator jeruk nipis dan merah muda dengan value&nbsp;rendah untuk fiksator baking soda dan penggunaan pewarna alami jolawe, untuk&nbsp;penggunaan fiksator jeruk nipis dan baking soda tidak disarankan.</p&gt;}, number={2}, journal={Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri dan Arsitektur}, author={Andansari, Dita and Nadir, Mardhiyah}, year={2020}, month={Jul.}, pages={9} }