Analisis Kuat Tarik Belah dan Kuat Lentur Beton dengan Limbah Batu Bara (Fly Ash) Sebagai Subtitusi Parsial Semen

  • Salma Alwi Politeknik Negeri Samarinda
  • Budi Nugroho Politeknik Negeri Samarinda
  • Salsabilla Putri Arafah Politeknik Negeri Samarinda
Abstract views: 4 , Fultext downloads: 2
Keywords: Fly ash, Kuat lentur beton, Kuat tarik belah beton

Abstract

Fly ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara. Penelitian campuran limbah batu bara biasa dilakukan oleh para peneliti dengan melakukan penggantian sebagian material penyusun beton seperti contohnya adalah semen. Subtitusi parsial pada semen menggunakan limbah batubara tersebut dilakukan dengan berbagai variasi persentase penambahan yang konstan. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kuat tarik belah dan kuat lentur nya yang di mana sebagian semen telah diganti komposisinya dengan fly ash. Benda uji yang digunakan berupa balok dengan ukuran 15 cm×15 cm×60 cm untuk pengujian kuat lentur dan benda uji silinder dengan ukuran 15 cm×30 cm untuk pengujian kuat tarik belah. Dari hasil pengujian kuat tarik belah beton tersebut diperoleh nilai kuat tarik belah yang tidak memenuhi kuat tarik belah rencana yaitu sebesar f’t = 2.5 Mpa. Pada pengujian kuat lentur diperoleh nilai kuat lentur yang memenuhi nilai kuat lentur rencana pada variasi 0-12.5% yaitu dengan nilai di atas fr = 3 Mpa. Dari kedua pengujian karakteristik beton tersebut, dapat disimpulkan bahwa penambahan fly ash dengan persentase tertentu masih dapat dianjurkan pada pengujian kuat lentur

References

[1]. ASTM C33. (2019). Standard Specification for Concrete Aggregates
[2]. Badan Standardisasi Nasional. (1989): SK SNI S-04-1989-F. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam). Bandung.
[3]. Badan Standardisasi Nasional. (2004): SNI 15-7064-2004. Semen Portland Komposit. Jakarta.
[4]. Badan Standardisasi Nasional (2002): SNI 03-2491-2002. Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton. Jakarta.
[5]. Badan Standardisasi Nasional (2004): SNI 15-2049-2004. Semen Portland. Jakarta.
[6]. Badan Standardisasi Nasional (2002): SNI 03-6820-2002. Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran dengan Bahan Dasar Semen. Jakarta.
[7]. Badan Standardisasi Nasional (2002): SNI 03-6414-2002. Pengertian dan Manfaat Fly Ash. Jakarta.
[8]. Badan Standardisasi Nasional (2011): SNI 4431-2011. Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik Pembebanan. Jakarta.
[9]. Badan Standardisasi Nasional (2000): SNI 03-2834-2000. Tata Cara Pembuatan Mix Design Campuran Beton Normal. Jakarta.
[10]. Badan Standardisasi Nasional (2008): SNI 1969-2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar Jakarta.
[11]. Badan Standardisasi Nasional (2008): SNI 1970-2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus. Jakarta.
[12]. Badan Standardisasi Nasional (1998): SNI 03-4804-1998. Cara Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara dalam Agregat. Jakarta.
[13]. Badan Standardisasi Nasional (2012): SNI ASTM C136 - 2012. Metode Uji Untuk Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar (ASTM C136-06).
[14]. Badan Standardisasi Nasional (2011): SNI 1971-2011. Cara Uji Kadar Air Total Agregat Dengan Pengeringan. Jakarta.
[15]. Badan Standardisasi Nasional (2008): SNI 2417-2008. Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles. Jakarta.
[16]. Badan Standardisasi Nasional (2015): SNI 2531-2015. Metode Uji Densitas Semen Hidraulis (ASTM C 188-95 (2003), MOD)
[17]. Badan Standardisasi Nasional (2002): SNI 03-6826-2002. Metode Pengujian Konsistensi Normal Semen Portland Dengan Alat Vicat Untuk Pekerjaan Sipil. Jakarta.
[18]. Badan Standardisasi Nasional (2002): SNI 03-6827-2002. Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland Dengan Menggunakan Alat Vicat Untuk Pekerjaan Sipil.
[19]. Faisal, Hendri. (2011). Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash), abu dasar (bottom Ash) Batubara dan Limbah Padat (Sludge) Industri Karet Sebagai Pembuatan Bahan Campuran Pada Batako.
[20]. Indriyati, dkk. (2019). Kajian Pengaruh Pemanfaatan Limbah FABA (Fly Ash dan Bottom Ash) Pada Konstruksi Lapisan Base Perkerasan Jalan. Jurnal Teknik, Volume 13, No. 2. 112-119.
[21]. Kusdiyono, dkk. (2017). Pengaruh Penambahan Fly Ash dan Bottom Ash Pada Pembuatan Beton Mutu f’c 20 MPa Dalam Upaya Pemanfaatan Limbah Industri. Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 22 No. 1 40-49
[22]. Marthinus, dkk. (2015). Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tarik Belah Beton. Jurnal Sipil Statik Vol. 3. No. 11. 729-736
[23]. Pradita, dkk. (2013). Pemanfaatan Abu Dasar (Bottom Ash) Sebagai Subtitusi Pasir Pada Beton Normal.
[24]. Regar, dkk. (2014). Nilai Kuat Tarik Belah Beton Dengan Variasi Ukuran Dimensi Benda Uji. Jurnal Sipil Statik Vol. 2. No. 5. 269-276
[25]. Setioko, Fambayung. (2015), Analisis Kuat Tekan, Kuat Tarik dan Kuat Lentur Beton Menggunakan Bahan Tambah Sika Viscocrete-10 dan Fly Ash (Tinjauan Analisis Pada Umur Delapan Jam Sampai Dengan Dua Puluh Empat Jam). Skrpisi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[26]. Tjokrodimuljo. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta. Biro Penerbit KMTS FT UGM.
[27]. Wardani. (2008). Pemanfaatan Limbah Batubara (Fly Ash) untuk Stabilisasi Tanah Maupun Keperluan Teknik SIpil Lainnya Dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan
[28]. Yahya, dkk. (2017), Pengaruh Kombinasi Fly Ash dan Bottom Ash Sebagai Bahan Substitusi Pada Campuran Beton Terhadap Sifat Mekanis. Jom F Teknik Volume 4 No. 1. 1-8
Published
2024-08-20