PEMANFAATAN COAL ASH DAN LATERIT SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KEKUATAN BETON

  • Deni Rudianto Politeknik Negeri Samarinda
  • Tumingan Politeknik Negeri Samarinda
  • Kukuh Prihatin Politeknik Negeri Samarinda
Abstract views: 0 , Fultext downloads: 0
Keywords: Beton, Coal Ash , laterit, Agregat Halus

Abstract

Beton merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan dalam konstruksi pembangunan gedung dan perkerasan jalan. Salah satu material penyusun beton adalah agregat halus Agregat halus yang digunakan pada penelitian ini yaitu coal ash dan laterit. Dengan memanfaatkan limbah dari pengolahan batubara (coal ash) dan laterit yang telah dihancurkan menggunakan stone crusher sebagai pengganti salah satu material penyusun beton (agregat halus) dengan tujuan penelitian untuk menentukan kuat tekan, kuat tarik belah optimum beton campuran coal ash dan laterit serta membandingkan hasil tersebut terhadap kondisi normal (tanpa penggunaan coal ash dan laterit), beton campuran coal ash dan laterit ini dibuat dengan delapan silinder tiap campuran dengan semen : 5.07 kg , coal ash : 2.37 kg , air : 3.02 kg , pasir laterit : 7.95 kg , batu palu ½ 10.65 kg, dengan perbandingan tersebut, beton campuran coal ash dan laterit mampu mencapai 25.80 MPa pada umur 28 hari dan mampu mencapai kuat tekan yang direncanakan fc’ 25 MPa, maka beton campuran coal ash dan laterit dapat digunakan sebagai bahan pengganti agregat halus dengan persentase agregat kasar batu palu ½ 50% , coal ash  12.5% , dan laterit 37.5%.

References

Batoteng, N.P. 2014. “Pengaruh Rendaman Air Laut Terhadap Kuat Tarik Belah dan Kuat Lentur Pada Beton Menggunakan Coal Ash”. Teknik Sipil Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda.
Samarinda, SMKN 2. 2011. “Lomba Kuat Tekan Beton Tepat Mutu”. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2, Samarinda.
Samekto. 2001. “Teknologi Beton”. Universitas Negeri Malang, Malang.
Standar Nasional Indonesia 03-1968-1990. “Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus Dan Kasar”.
Standar Nasional Indonesia 03-1969-1990. “Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar”.
Standar Nasional Indonesia 03-1970-1990. “Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus”.
Standar Nasional Indonesia 03-1971-1990. “Metode Pengujian Kadar Air Agregat”.
Standar Nasional Indonesia 03-1972-1990. “Metode Pengujian Slump Beton”.
Standar Nasional Indonesia 03-1974-1990. “Metode Pengujian Kuat Tekan Beton”.
Standar Nasional Indonesia 03-2417-1991. “Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles”.
Standar Nasional Indonesia 03-2491-2002. “Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton”.
Standar Nasional Indonesia 03-2493-1991. “Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium”.
Standar Nasional Indonesia 03-4141-1996. “Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-Butir Mudah Pecah dalam Agregat (Kadar Lumpur)”.
Standar Nasional Indonesia 03-4804-1998. “Metode Pengujian Bobot Isi Dan Rongga Udara Dalam Agregat ”.
Tiga, Tim Pandawa. 2014. “Laterite Concrete Borneo”. Teknik Sipil Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda.
Tjokrodimulyo. 1996. Teknologi Beton. Buku Ajar, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gaja Mada, Yogyakarta.
Published
2024-04-29