PENGARUH PENGGUNAAN GETAH KARET TERHADAP STABILITAS MARSHALL PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE – BASE (AC-BASE)

  • Pramono Politeknik Negeri Samarinda
  • Karminto Politeknik Negeri Samarinda
  • Sopia Ayu Lestari Politeknik Negeri Samarinda
Abstract views: 1 , Fulltext downloads: 1
Keywords: Asphalt Concrete - Base, AC-Base, Rubber Gum, Marshall, Optimum Asphalt Levels

Abstract

Perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Jenis aspal yang digunakan pada umumnya adalah Asphalt Concrete (AC). Namun perkerasan AC cukup peka terhadap retak dan pelepasan butir. Untuk mengatasi permasalahan di tersebut, perlu dilakukan peningkatan kualitas campuran aspal, salah satunya dengan memberi bahan tambah pada aspal atau bisa disebut dengan aspal modifikasi. Dalam penelitian ini dicoba mencampur antara campuran AC-Base dengan bahan tambah getah karet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan stabilitas Marshall pada campuran Asphalt Concrete-Base (AC-Base) dengan penambahan getah karet.Pada penelitian ini dibuat benda uji Marshall dengan variasi getah karet 0%, 2%, 4%, dan 6% terhadap berat aspal serta kadar aspal yang direncanakan adalah 4%, 4,5%, 5%, 5,5% dan 6% yang kemudian akan diketahui kadar aspal optimum, stabilitas, flow, VIM, VMA, VFA dan MQ pada campuran AC- Base.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penambahan getah karet menurunkan kadar aspal optimum dan meningkatkan stabilitas. Dengan stabilitas tertinggi terjadi pada penambahan getah karet sebesar 4% dengan nilai kadar aspal optimum 5,063% dan stabilitas secara grafis sebesar 3.180 kg kg dan pada kondisi aktual 3.222,70 kg. hasil penelitian menunukkan bahwa campuran AC-Base dengan penambahan getah karet memenuhi persyaratan.

References

Amal, A.S. (2011). Pemanfaatan Getah Karet Pada Aspal AC 60/70 Terhadap Stabilitas Marshall Pada Asphalt Treated Base (ATB), Jurnal Media Teknik Sipil, Vol. 9, No.1, Februari 2011: 8-16.
Al-mukarrom, M.R. (2014). Kualitas Aspal Sintesis Dari Ban Bekas, Limbah Plastik (HDPE & PET) Dengan Menggunakan Pelarut Minyak, Tugas Akhir, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.
Badan Standarisai Nasional. RSNI M 01- 2003. Metode Pengujian Campuran Beraspal dengan Alat Marshall.
Badan Standarisai Nasional. SNI 1969-2016. Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar.
Badan Standarisai Nasional. SNI 2417-2016, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus.
Badan Standarisai Nasional. SNI 2417-2008. Metode Pengujian Abrasi dengan Mesin Los Angeles.
Badan Standarisai Nasional. SNI 2432-2011. Metode Uji Daktilitas Aspal.
Badan Standarisai Nasional. SNI 2434-2011. Cara Uji Titik Lembek Aspal dengan Alat Cincin dan Bola (ring and ball).
Badan Standarisai Nasional. SNI 2441-2011. Metode Pengujian Berat Jenis Aspal Keras.
Badan Standarisai Nasional. SNI 2456-2011. Metode Uji Penetrasi Aspal.
Badan Standarisai Nasional SNI 3407:2008. Metode Pengujian Sifat Kekekalan Agregat dengan Cara Perendaman menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat.
Badan Standarisai Nasional. SNI ASTM C117:2012 Metode Uji untuk Analisa Saringan Agregat Kasar dan Agregat Halus.
Direktorat Jendral Bina Marga. (2018). Spesifikasi Umum Divisi 6 Campuran Beraspal Panas.
Ferdilla, S, C. (2018). Pengaruh Penambahan Bahan Alami Lateks (Getah Karet) Terhadap Karakteristik Beton Aspal Lapis Pengikat Dengan Pengujian Marshall. Skripsi Universitas Riau Pekanbaru.
Hendarsin, S, L. (2000). Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung – Jurusan Teknik Sipil, Bandung.
Sukirman, S. (2007). Beton Asapal Campuran Panas, Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.
Yamin, A. (2002). Kinerja Campuran Beraspal di Indonesia, Desiminasi Spesifikasi Baru Campuran Beraspal Panas dengan Alat PRD. Puslitbang Prasarana Transportasi Bandung.
Published
2024-04-29