ANALISA PELAYANAN LALU LINTAS SIMPANG DAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PASCA OPERASIONAL FLY OVER AIR HITAM, KOTA SAMARINDA
Abstract
Pembangunan Fly Over Air Hitam dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja simpang Air Hitam yang telah kelebihan kapasitas. Setelah berbagai macam rekayasa lalu lintas telah di coba, ternyata belum ada peningkatan yang terjadi. Oleh karena itu Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Bina Marga mengambil kebijakan untuk mengeluarkan dana sebesar Rp 127.892.096.000 untuk membangun fly over Air Hitam guna mengatasi masalah yang ada. Setelah operasional fly over, terjadi peningkatan kinerja simpang menjadi D (DS = 0,87) pada kaki simpang Jl. Kadrie Oening, A (DS = 0,18) pada kaki simpang Jl. A.W. Syahranie, D (DS = 0,87) pada kaki simpang Jl. LetJend. Soeprapto dan D (DS = 0,87) pada kaki simpang Jl. Ir. H. Juanda. Lalu lintas yang meningkat diikuti dengan peningkatan kasitas jalan sangat efektif untuk meningkatkan kinerja simpang. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) untuk setiap kendaraan juga dapat di minimalisir dengan tidak adanya tundaan yang terlalu lama pada saat antrian di kaki simpang.
References
Anonim. 2005. Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim. 2015. Peraturan Menteri Nomor 47/PRT/M/2015 Tentang Penentuan Program Penanganan Jalan. Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas Angkutan Jalan.
Statistik, B. P., 2017. Sosial dan Kependudukan Provinsi Kalimantan Timur. [Online] Available at:https://kaltim.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/137[Diakses3 Juni 2017].
Zefri, R. 2011. Pengaruh Pembangunan Fly Over Terhadap Kinerja Persimpangan Amplas.Medan : Universitas Sumatra Utara.
Copyright (c) 2017 JURNAL INERSIA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.