PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE – BINDER COURSE (AC-BC)

  • Salma Alwi POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
  • Ashadi Putrawirawan Politeknik Negeri Samarinda
  • Rahmat Hidayat Politeknik Negeri Samarinda
Abstract views: 0 , Fulltext downloads: 1
Keywords: AC-BC, abu cangkang kelapa sawit, filler , Marshall, Kadar Aspal Optimum

Abstract

Penggunaan abu cangkang kelapa sawit sebagai pengganti filler dalam campuran perkerasan aspal beton (laston) belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Potensi dari abu cangkang kelapa sawit cukup besar karena Kalimantan Timur mempunyai sumber abu cangkang sawit yang melimpah, salah satunya dari sisa pengolahan PT. SUAN di Muara Badak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat Marshall dan mengetahui besarnya Kadar Aspal Optimum dari penggunaan abu cangkang kelapa sawit sebagai pengganti filler.

Pada Penelitian ini dibuat benda uji Marshall dengan variasi abu cangkang kelapa sawit sebagai pengganti filler pada kadar 2%, 3%, 4%, 5% dan 6% serta kadar aspal yang direncanakan adalah 4%, 4,5%, 5%, 5,5%, dan 6% yang kemudian akan diketahui kadar aspal optimum, stabilitas, flow, VIM, VMA, VFA dan MQ pada campuran Laston (AC-BC).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penggunaan abu cangkang kelapa sawit sebagai pengganti filler pada AC-BC maksimum sebesar 5% dan nilai Kadar Aspal Optimum sebesar 5,19% dengan karakteristik Marshall meliputi nilai stabilitas 1940 kg, flow 3,5%, VIM 3,80%, VMA 14,80%, VFA 73,00% dan MQ 560,00 kg/mm. Hasil penelitian menunjukan bahwa campuran AC-BC dengan pengganti filler menggunakan abu cangkang kelapa sawit memenuhi persyaratan untuk lapisan aspal beton AC-BC

References

Badan Standarisai Nasional, RSNI M 01-2003, Metode Pengujian Campuran Beraspal dengan Alat Marshall.
Badan Standarisai Nasional, SNI 1969-2016, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar.
Badan Standarisai Nasional, SNI 2417-2016, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus.
Badan Standarisai Nasional, SNI 2417-2008, 2008, Metode Pengujian Abrasi dengan Mesin Los Angeles.
Badan Standarisai Nasional, SNI 2432-2011, Metode Uji Daktilitas Aspal.
Badan Standarisai Nasional, SNI 2434-2011, Cara Uji Titik Lembek Aspal dengan Alat Cincin dan Bola (ring and ball).
Badan Standarisai Nasional, SNI 2441-2011, Metode Pengujian Berat Jenis Aspal Keras.
Badan Standarisai Nasional, SNI 2456-2011, Metode Uji Penetrasi Aspal.
Badan Standarisai Nasional, SNI 3407:2008, 2008, Metode Pengujian Sifat Kekekalan Agregat dengan Cara Perendaman menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat.
Badan Standarisai Nasional, SNI ASTM C117:2012, Metode Uji untuk Analisa Saringan Agregat Kasar dan Agregat Halus.
Departemen Pekerjaan Umum, 1991, Pedoman Perencanaan Campuran Beraspal Panas Dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak. Jakarta.
Direktorat Jendral Bina Marga, 2018. Spesifikasi Umum Divisi 6 Campuran Beraspal Panas.
Hendarsin, S, L, 2000, Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik
Negeri Bandung – Jurusan Teknik Sipil, Bandung.
Palondongan, I., 2018, Alternatif Penambahan Batu Laterit Sebagai Bahan Pembanding Pada Agregat Kasar Untuk Perkerasan Asphalt Concrete – Binder Course (AC-BC), Politeknik Negeri Samarinda, Samarinda.
Puslitbang Prasarana Transportasi, 2004. Kinerja Dan spesifikasi Campuran Beraspal Panas. Bandung
Published
2024-05-03