Optimalisasi Layanan Inseminasi Buatan melalui Pembuatan Sistem Informasi Peternakan Berbasis Android pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kerinci
Abstract views: 129
,
Fulltext downloads: 77
Abstract
Inseminasi buatan (IB) merupakan teknologi penting dalam upaya peningkatan populasi dan mutu genetik ternak di Indonesia. Namun, implementasi program IB masih menghadapi tantangan serius di tingkat lapangan, terutama dalam pencatatan manual, keterlambatan pelaporan, dan rendahnya akurasi data. Untuk mengatasi persoalan tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan mengembangkan dan mengimplementasikan aplikasi monitoring IB berbasis Android yang mampu mendukung sistem pencatatan, pelaporan, dan pemantauan secara real-time, sekaligus meningkatkan kapasitas digital petugas dan peternak. Pengembangan sistem informasi peternakan berbasis Android untuk: (1) meningkatkan efisiensi pencatatan dan pelaporan IB, (2) mempermudah pemantauan real-time, dan (3) meningkatkan kapasitas petugas melalui pelatihan digital. Program ini sejalan dengan target SDGs poin 9 tentang inovasi infrastruktur. Metode pelaksanaan ada tiga tahap: (1) persiapan melalui FGD dan analisis dokumen, (2) pengembangan aplikasi berbasis Agile dengan fitur input data, laporan otomatis, serta (3) pelatihan pengguna aplikasi. Aplikasi dibangun dengan arsitektur tiga lapis (Kotlin, Firebase Realtime Database, dan web dashboard), diuji coba pada petugas IB di Kabupaten Kerinci. Temuan menunjukkan peningkatan signifikan: (1) efisiensi pelaporan naik 58% dengan waktu input berkurang dari 45 menit ke 7 menit per kasus, (2) akurasi data mencapai 98,5% (sebelumnya 68%), dan (3) adopsi teknologi oleh 80% petugas dalam 2 bulan dan waktu pelacakan riwayat IB dari 2 hari menjadi 2 menit. Integrasi teknologi digital melalui aplikasi IB berbasis Android secara signifikan meningkatkan kinerja layanan inseminasi buatan. Model ini direkomendasikan untuk direplikasi di wilayah lain dan dikembangkan lebih lanjut menuju integrasi sistem informasi peternakan nasional yang adaptif dan berbasis data real-time.
References
Baum, F., et al. (2006). Participatory Action Research. J Epidemiol Community Health.
Brooke, J. (1996). SUS: A Quick and Dirty Usability Scale. Usability Evaluation in Industry.
Chen, L., et al. (2023). Livestock Management Systems. Computers and Electronics in Agriculture, 194, 106731.
Ditjen PKH. (2022). Laporan Kinerja Tahun 2021. Kementerian Pertanian RI.
Johnson, M., & Brown, S. (2022). Efficiency in Veterinary Services. Veterinary Informatics, 15(1), 33-47.
Kementerian Pertanian. (2023). Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2022. Jakarta: Pusdatin Kementan.
Lee, H., et al. (2020). Data Loss in Agricultural Systems. Precision Agriculture, 21(4), 789-802.
Nugroho, A., et al. (2022). Challenges in Artificial Insemination Reporting Systems in East Java. Indonesian Journal of Animal Science, 24(3), 112-125.
Prasetyo, D. (2023). Evaluation of Livestock Service Delivery in Rural Areas. Research Report, Universitas Gadjah Mada.
Rahardjo, P. (2023). Digital Literacy Among Livestock Officers. Proceedings of National Seminar on Animal Husbandry Technology.
Schwaber, K. (2020). The Agile Manifesto. Agile Alliance.
Smith, J., et al. (2021). Digital Transformation in Livestock. Animal Production Science, 61(8), 801-815.
Suhartono. (2022). Digital Solutions for Artificial Insemination Services. Journal of ICT in Agriculture, 8(1), 33-47.
Wibowo, R., et al. (2021). Livestock Information System Framework. International Journal of Information Systems, 15(2), 78-92.





