ESTIMASI KONSUMSI BAJA PADA INDUSTRI KONSTRUKSI GEDUNG TINGKAT TINGGI DI INDONESIA

  • Cisyulia Octavia HS POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
Abstract views: 340 , pdf downloads: 239
Keywords: estimation, consumption, steel, high rise building

Abstract

One of the main material component used in the Indonesian construction industry is steel. Excess properties owned by the steel is ductile, which has a higher elasticity than the main material that is widely used in Indonesia, such as concrete. Increased use of steel as the primary material forming structural components made of steel industry including steel supplier undertakes research to improve steel quality, both in terms of structural directly to construction, as well as to the needs of the market in general. Innovation made by the suppliers of the steel as a construction material providers strongly influenced by the trend types and profiles are widely used in certain constructions. Needs to know the steel consumption is accomplished by conducting research on the historical data in the
construction sector. From the analysis of data from different sources in the construction of high rise buildings obtained ratio of the average value of consumption of steel to concrete consumption value
is a percentage value 2.07 with steel to the value of the project is 25.92%. Steel consumption values for each of the building is determined by the function of building, the location of the building and the building construction. Value of steel material consumption has increased every year for the national construction value, which might be caused by an increase in the quantity of material consumption due to the increasing number of buildings is done and increase the unit price of steel. Needs of most of the applications contained in the beams and foundation, where the high rise building project has most of the tonnage and value are always increase every year.

Salah satu komponen material utama yang dipergunakan pada industri konstruksi Indonesia adalah baja. Kelebihan sifat yang dimiliki oleh baja adalah ulet, yang memiliki elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan material utama yang banyak dipergunakan di Indonesia seperti beton. Peningkatan penggunaan baja sebagai material utama pembentuk komponen struktural membuat para pelaku industri baja termasuk supplier baja melakukan berbagai penelitian untuk meningkatkan kualitas baja, baik dari segi struktural untuk konstruksi secara langsung, maupun untuk kebutuhan pasar pada umumnya. Inovasi yang dilakukan oleh para pemasok baja sebagai penyedia material konstruksi sangat dipengaruhi oleh tren jenis dan profil yang banyak digunakan dalam konstruksi-konstruksi tertentu. Kebutuhan untuk mengetahui konsumsi baja tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penelitian terhadap data historis dalam sektor konstruksi. Dari hasil analisa data dari sumber yang berbeda pada konstruksi gedung tingkat tinggi didapat rasio rata-rata nilai konsumsi baja terhadap nilai konsumsi beton adalah 2.07 dengan persentase nilai baja terhadap nilai proyek adalah 25.92%. Nilai konsumsi baja untuk masing-masing gedung ditentukan oleh fungsi gedung, lokasi gedung dan tahun pelaksanaan konstruksi gedung. Nilai konsumsi material baja mengalami peningkatan tiap
tahunnya terhadap nilai konstruksi nasional yang kemungkinan dapat disebabkan oleh peningkatan kuantitas konsumsi material karena semakin banyaknya gedung yang dikerjakan dan peningkatan harga satuan baja. Kebutuhan aplikasi baja paling besar terdapat pada balok dan pondasi, dimana dalam proyek gedung tingkat tinggi memiliki tonase dan nilai paling besar yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Pusat Statistik (2010), Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2001-2010, www.bps.go.id
Data Consult (2008), Profil Industri Baja di Indonesia, www.datacon.co.id
Dulbert, B., Wahyudi, D. ( 2011), Kajian Ekonomis Baja Tulangan Beton, Puslitbang BSN
Gunung Steel Group (2011), Profil dan Kapasitas Produksi, www.grdsteel.com
Indonesian Iron and Steel Industry Association (2009), Kapasitas Produksi Baja Indonesia
Kementerian Perindustrian (2010), Nilai Impor Baja Indonesia Tahun 2005-2010, www.kemenperin.go.id
London, K. (2008), Construction Supply Chain Economics, Taylor & Francis Group, UK
Majalah Konstruksi (2004-2010), Penggunaan Beton dan Baja Pada Beberapa Proyek Bangunan Tingkat Tinggi di Indonesia
Priyanto, B. (2003), Kajian dan Pemetaan Aplikasi Teknologi Pada Industri Konstruksi di Indonesia (Bangunan Bertingkat Tinggi), Institut Teknologi Bandung
Setiawan, R. (2009), Ketangguhan Industri Baja Nasional Dipertanyakan, www.republika.com
Standar Nasional Indonesia (2008), Baja Untuk Konstruksi, Badan Standarisasi Nasional
Statistik Konstruksi (2005-2009), Nilai Konstruksi Berdasarkan Propinsi, Badan Pusat Statistik
Sunarsip (2010), Kebutuhan Baja Nasional, The Indonesia Economic Intelligence
Published
2020-10-14
How to Cite
HS, C. O. (2020). ESTIMASI KONSUMSI BAJA PADA INDUSTRI KONSTRUKSI GEDUNG TINGKAT TINGGI DI INDONESIA. Jurnal Kreatif : Desain Produk Industri Dan Arsitektur, 1(2), 14. https://doi.org/10.46964/jkdpia.v1i2.108

Most read articles by the same author(s)